Apa Itu Tantrum Pada Anak? Ciri Ciri Dan Cara Menghadapinya

Apa-Itu-Tantrum-Pada-Anak-Ciri-Ciri-Dan-Cara-Menghadapinya Apa Itu Tantrum Pada Anak? Ciri Ciri Dan Cara Menghadapinya
Apa Itu Tantrum Pada Anak? Ciri Ciri Dan Cara Menghadapinya

Apa Itu Tantrum Pada Anak? Tantrum adalah perilaku ekspresif yang sering terjadi pada anak-anak atau bahkan pada orang dewasa dalam situasi tertentu. Ini merupakan reaksi kuat dan emosional yang ditunjukkan seseorang ketika mereka merasa frustrasi, marah, kecewa, atau kesal karena tidak dapat mencapai atau mendapatkan apa yang mereka inginkan atau harapkan.

Pada anak-anak, tantrum sering kali terjadi karena mereka belum mampu mengatasi emosi mereka dengan baik atau belum memiliki keterampilan komunikasi yang cukup untuk menyampaikan keinginan atau perasaan mereka. Tantrum biasanya melibatkan perilaku yang mencakup menangis, berteriak, meronta-ronta, memukul, menggigit, melempar benda, atau berbicara dengan kasar.

Penting bagi orang tua, pengasuh, atau orang dewasa lainnya yang berada di sekitar anak yang mengalami tantrum untuk tetap tenang dan sabar. Membantu anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka dengan cara yang lebih baik, serta memberikan dukungan dan panduan dalam mengatasi masalah atau situasi yang memicu tantrum, dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum pada anak.

Ciri Ciri Anak Tantrum

Ciri-ciri anak yang sedang mengalami tantrum dapat bervariasi, tetapi beberapa tanda umum dari anak tantrum meliputi:

1. Menangis atau berteriak dengan keras: Anak yang mengalami tantrum seringkali menangis atau berteriak dengan keras sebagai cara untuk mengekspresikan kekecewaan atau ketidakpuasan mereka.

2. Rontokkan tubuh atau meronta-ronta: Anak tantrum juga cenderung meronta-ronta atau rontokkan tubuh mereka ke lantai dalam keadaan emosi yang tidak terkendali.

3. Menggigit, memukul, atau merusak barang: Beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku agresif selama tantrum, seperti menggigit, memukul, atau merusak barang di sekitar mereka.

4. Kesulitan dihubungi atau diajak berbicara: Saat sedang dalam tantrum, anak biasanya kesulitan untuk diajak berbicara atau dihubungi karena mereka fokus pada emosi negatif yang mereka rasakan.

5. Muka merah atau berkeringat: Intensitas tantrum dapat menyebabkan anak mengalami perubahan fisik, seperti muka merah atau berkeringat.

6. Pernapasan cepat atau terengah-engah: Anak yang sedang tantrum dapat memiliki pernapasan yang cepat atau terengah-engah karena emosi yang sangat kuat.

7. Kesulitan mengontrol emosi: Salah satu ciri utama dari anak yang mengalami tantrum adalah kesulitan untuk mengontrol emosi mereka dengan baik.

8. Perilaku menarik diri atau mogok: Beberapa anak mungkin mengalami tantrum dengan cara menarik diri atau mogok dalam berbicara atau berinteraksi dengan orang lain.

9. Tanggapan yang berlebihan terhadap kekecewaan atau frustrasi: Anak tantrum seringkali menunjukkan tanggapan yang berlebihan terhadap kekecewaan atau frustrasi yang mereka rasakan.

10. Tantrum berlangsung dalam waktu yang lama: Durasi tantrum dapat bervariasi, tetapi beberapa anak dapat mengalami tantrum yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terutama jika pemicunya tidak segera diatasi.

Apa Penyebab Anak Tantrum?

Penyebab tantrum pada anak bisa sangat bervariasi dan kompleks. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami tantrum antara lain:

1. Frustrasi: Anak-anak yang belum mampu mencapai atau mendapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan, bisa merasa frustrasi dan kesal, yang kemudian dapat memicu tantrum.

2. Kelelahan atau lapar: Anak-anak yang lelah atau lapar lebih rentan terhadap tantrum karena mereka cenderung lebih mudah tersinggung dan kurang mampu mengontrol emosi mereka.

3. Perubahan rutinitas: Perubahan dalam rutinitas harian atau lingkungan anak, seperti pergi dari tempat yang akrab atau menghadapi situasi yang baru, bisa menjadi pemicu tantrum karena anak mungkin merasa tidak nyaman atau tidak aman.

4. Kesulitan berkomunikasi: Anak-anak yang belum memiliki keterampilan komunikasi yang baik mungkin kesulitan menyampaikan keinginan atau perasaan mereka dengan kata-kata, sehingga mereka mengungkapkan frustrasi melalui tantrum.

5. Keinginan yang ditolak: Ketika anak menginginkan sesuatu, tetapi permintaannya ditolak oleh orang tua atau pengasuh, mereka bisa merasa marah dan kecewa, yang dapat berujung pada tantrum.

6. Perasaan cemburu: Anak-anak dapat merasa cemburu terhadap saudara kandung atau teman mereka, terutama jika mereka merasa kurang mendapat perhatian atau cinta dari orang dewasa di sekitarnya.

7. Gangguan atau gangguan perkembangan: Beberapa anak mungkin mengalami masalah kesehatan atau perkembangan tertentu yang memengaruhi kemampuan mereka untuk mengatasi emosi dengan baik, sehingga menyebabkan lebih sering munculnya tantrum.

8. Stres atau tekanan: Anak-anak juga bisa mengalami stres atau tekanan dari lingkungan sekitarnya, seperti masalah di sekolah, masalah keluarga, atau masalah dengan teman-teman mereka, yang dapat memicu perilaku tantrum.

Bagaimana Menghadapi Anak Tantrum?

Menghadapi anak tantrum bisa menjadi tantangan, tetapi ada beberapa strategi yang dapat membantu orang tua dan pengasuh dalam menghadapinya dengan lebih efektif:

1. Tetap tenang: Jaga ketenangan dan jangan terbawa emosi anak. Berusaha tetap sabar dan tenang dapat membantu mengurangi intensitas dan durasi tantrum.

2. Berikan perhatian: Pada beberapa kasus, anak mungkin mengalami tantrum karena merasa tidak mendapatkan cukup perhatian dari orang tua. Cobalah untuk memberikan perhatian positif kepada anak, bahkan dalam momen-momen ketika mereka berperilaku baik, sehingga mereka merasa diperhatikan dan dihargai.

3. Berbicara dengan lembut: Saat anak tantrum, berbicara dengan suara lembut dan tenang dapat membantu menenangkan mereka. Hindari berbicara dengan nada tinggi atau mengancam, karena hal ini dapat membuat situasi menjadi lebih buruk.

4. Berikan kesempatan berbicara: Jika anak sudah bisa berbicara dengan baik, dorong mereka untuk mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka dengan kata-kata. Dengarkan dengan penuh perhatian dan tunjukkan empati terhadap perasaan mereka.

5. Berikan pilihan: Ketika mungkin, berikan anak pilihan untuk memberi mereka rasa kontrol atas situasi. Misalnya, Anda bisa memberi mereka pilihan antara dua makanan atau dua mainan yang mereka inginkan.

6. Hindari pemicu tantrum: Jika Anda mengetahui ada situasi tertentu yang sering memicu tantrum pada anak, cobalah untuk menghindari atau mengurangi situasi tersebut.

7. Berikan jeda: Jika tantrum terjadi karena kelelahan atau kelaparan, berikan anak kesempatan untuk beristirahat atau makan sesuatu yang sehat.

8. Tetap konsisten: Menjaga konsistensi dalam aturan dan batasan akan membantu anak memahami harapan dan konsekuensi dari perilaku mereka.

9. Jangan memanjakan atau menyuapi: Mengalah pada tantrum anak dengan memanjakan atau menyuapi mereka dapat memperkuat perilaku tantrum. Cobalah untuk tidak memberikan hadiah atau pemberian saat tantrum terjadi.

10. Pelajari tanda-tanda: Amati tanda-tanda awal ketika anak mulai menunjukkan gejala tantrum. Jika Anda dapat mengenali tanda-tanda tersebut, Anda bisa mencoba untuk mengalihkan perhatian anak atau memberikan dukungan sebelum tantrum berkembang lebih jauh.

11. Berikan waktu untuk menenangkan diri: Jika anak sudah dalam tahap tantrum yang parah, berikan mereka waktu dan ruang untuk menenangkan diri. Sediakan lingkungan yang tenang dan aman.

Sekian Apa Itu Tantrum Pada Anak? Ciri Ciri Dan Cara Menghadapinya, Semoga Bermanfaat. Baca Juga Apa Itu Strict Parents? Dampak Dan Cara Mengatasi

Tinggalkan Balasan